![]() |
Ilustrasi |
Lemari pendingin tempat menyimpan stok darah itu rusak sejak tiga minggu lalu. Rumah Sakit tak punya lemari pendingin cadangan sehingga tak dapat menyimpan persediaan darah.
Lemari pendingin itu kini teronggok di ruang Unit Transfusi Darah dan belum diperbaiki. Proses transfusi darah dari relawan dilakukan hanya ketika ada pasien yang membutuhkan darah, karena darah-darah tidak bisa disimpan.
Jika darah yang diambil dari relawan saat itu ternyata tidak cocok untuk pasien, pasien terpaksa dirujuk ke rumah sakit kabupaten tetangga, yaitu Kabupaten Aceh Singkil. Waktu tempuh ke kabupaten itu sekitar 1,5 jam. Alternatif lain adalah rumah sakit di Kabupaten Dairi, yang waktu tempuhnya lebih lama, yaitu tiga jam dari RSUD Kota Subulussalam.
Menurut Rabiyaldi, Kepala Penunjang Medik RSUD Kota Subulussalam, biaya penggantian alat yang berasal dari Dinas Kesehatan berkisar sekitar Rp50 juta. Rumah Sakit telah melaporkan hal kepada Dinas Kesehatan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah setempat Diinas Kesehatan segera menangani permasalahan itu. Sebab lemari pendingin tersebut sangat dibutuhkan Rumah Sakit, yang merupakan satu-satunya di Kota Subulussalam. [Viva.co.id]
EmoticonEmoticon