Lengserkan Haruki Murakami, Patrick Modiano raih Nobel Sastra 2014

Patrick Modiano
AcehXPress.coPenulis Perancis kelahiran 69 tahun lalu, Patrick Modiano, meraih anugerah Nobel Sastra 2014, penghargaan tertinggi dunia kesusastraan. Dia menyisihkan kandidat lain yang lebih favorit, seperti dilansir oleh the Times of India, Kamis (9/10). 

Kandidat kuat dalam perebutan Nobel Sastra 2014 misalnya novelis Jepang Haruki Murakami atau penulis serba bisa Ngugi wa Thiong'o asal Kenya. Keduanya dianggap lebih berpeluang oleh surat kabar Inggris, the Guardian, awal pekan ini. 

Bahkan 26 persen pembaca Guardian memfavoritkan Murakami. Adapun sang sastrawan Jepang ini lima tahun terakhir santer diberitakan sebagai kandidat kuat tapi tak kunjung menang sampai sekarang.

Modiano, berdarah Yahudi dari ayahnya yang warga Italia serta Belgia dari garis ibu, adalah sastrawan yang banyak membahas keadaan masyarakat Perancis saat diduduki tentara Nazi Jerman. 

Pembacaan pemenang dilakukan lewat upacara singkat. Sekretaris Akademi Nobel Swedia Peter Englund menyatakan Modiano pantas mendapatkan Nobel karena tulisan-tulisannya berhasil mencapai "seni mengenai kenangan, yang mana dengan itu dia berhasil menguak nasib manusia di alam penjajahan."

Novel-novel Modiano belum ada yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Respon awal di twitter tak terlalu positif. Banyak yang mengeluh, lagi-lagi penulis tak cukup dikenal pembaca awam memenangkan Nobel Sastra.

Akun @gerypmeehan misalnya, secara sinis mengkritik keputusan Akademi Nobel. Dia menganggap cara juri mengukur mutu karya kerap tidak jelas. "Kalian memang tidak diharapkan mengenal pemenang Nobel Sastra. Jadi berhenti ngeluh."

Bias juri Nobel yang lebih sering memberi anugerah ini pada sastrawan asal Benua Biru juga kembali diungkit oleh pengguna jejaring sosial lainnya. "Patrick Modiano, lagi-lagi pemenang Nobel sastra asal Perancis," tulis akun @andreinettto. 

Untuk diketahui, sudah ada 11 novelis asal Negeri Anggur yang memperoleh Nobel Sastra, terbanyak dibanding kebangsaan lain.

Lepas dari itu, Modiano punya beberapa karya kunci yang bisa jadi rujukan awal. Misalnya novel pertamanya, La Place de lEtoile, sebuah cerita satir mengenai sikap anti-semit yang berkembang saat Jerman menguasai Perancis. 

Karya terpenting darinya, menurut Paul Owen dari Guardian, adalah novel Missing Persons. Novel ini terbit pada 1978, bercerita mengenai detektif yang kehilangan ingatan dan berusaha menggali kembali apa yang terjadi pada hidupnya. Karya terbaik Modiano itu diganjar anugerah Prix Goncourt.

Atas pengakuan dari Akademi Nobel buat segala pencapaiannya di dunia sastra, maka Modiano berhak atas uang hadiah senilai 8 juta krona atau setara Rp 13,4 miliar.

Tahun lalu, Nobel Sastra diraih Alice Munro asal Kanada. Sedangkan beberapa nama menonjol lain yang mendapat penghargaan tertinggi dunia kepenulisan kreatif itu satu dekade terakhir, misalnya sastrawan Peru Mario Vargas Llosa (2010), Mo Yan (2012) asal China, serta Orhan Pamuk (2006) dari Turki. []



merdeka

Related Posts


EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng
:lv