ilustrasi |
Ketua Kelompok Tani Siliwangi, Gampong Mee Sale, Aceh Besar, Yunfiqun Haz, kepada wartawan di Kantor Camat Indrapuri, Rabu (22/10), mengaku, dengan dibatalkannya program pembinaan bagi mantan penanam ganja yang tergabung dalam kelompok tani tersebut, membuat puluhan mantan petani ganja di wilayah itu kecewa dengan pihak BNN Pusat.
“Kami selaku kelompok tani di Aceh Besar sangat kecewa dengan keputusan BNN Pusat yang membatalkan program pembinaan terhadap petani ganja, dengan alasan krisis anggaran,” kata Yunfiqun.
Dia mengatakan, selain krisis anggaran dirinya tidak mengetahui apa yang menjadi alasan BNN menghentikan program tersebut. “Padahal petani sudah berharap program ini terlaksana untuk memperbaiki perekonomiannya,” tegas Yunfiqun.
Padahal, ujarnya, awal tahun 2014 lalu petugas BNN Pusat telah menjanjikan untuk membina mantan petani ganja di wilayah tersebut dengan memberikan bantuan bibit kakao dan nilam.
Pihak BNN Pusat sebelumnya menjanjikan akan memberikan bibit kakao, dan nilam bagi 60 mantan petani ganja di Indrapuri, dengan luas lahan mencapai 15 hektare. Bantuan yang diberikan berupa bibit, pemeliharaan, pupuk, termasuk ongkos pembersihan lahan.
Selain itu, tambahYunfiqun, pihak BNN Pusat juga sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan sosialisasi program tersebut kepada puluhan mantan petani ganja di Kecamatan Indrapuri. Namun, hingga akhir sekarang program pemberdayaan ekonomi mantan petani ganja yang dijanjikan oleh BNN Pusat tersebut belum juga terealisasi.
Masyarakat Kecewa
Hal ini yang membuat masyarakat kecewa, kalau memang pihak BNN tidak ada dana tidak membuat janji dengan masyarakat karena akan menimbulkan kekecewaan bagi mereka, terangnya.
MenurutYunfiqun, pihak BNN Pusat hanya memberi mimpi kepada mantan petani ganja, padahal masyarakat sudah komit untuk ikut dalam program tersebut dan tidak lagi menanam ganja. “Kalau hanya diberikan mimpi bagaimana masyarakat bisa sejahtera, kalau pendapatan ekonominya tidak ada dari mana mereka bisa menghidupi keluarganya. Kita khawatir mereka kembali menanam ganja,” ungkap Yunfiqun.
Menurut tokoh pemuda Gam pong Mee Salee itu, warga setempat sangat mengharapkan program tersebut dapat direalisasikan. “Masyarakat berharap apa yang telah direncanakan dapat direalisasi, karena ini menyangkut masalah perekonomian masyarakat,” paparnya.
Camat Indrapuri, Burhan, S.Pd menyatakan, memang benar sebelumnya pihak BNN Pusat menjanjikan program pembinaan dan bantuan bibit kakao dan nilam untuk mantan petani ganja di wilayahnya.
Namun, hingga Oktober 2014 ini mantan petani ganja di wilayahnya belum menerima bantuan tersebut dari pihak BNN seperti yang telah dijanjikan dalam pertemuan dan sosialisasi pada awal tahun 2014 lalu.
Tidak Tahu
“Memang benar dulu BNN pernah menjanjikan pembinaan kepada petani ganja. Namun saya tidak tahu kenapa sampai saat ini belum direalisasikan,” kata Burhan.
Dia mengungkapkan, jika benar BNN Pusat membatalkan program tersebut, dirinya mengaku sangat menyayangkannya. “Sebenarnya mantan petani ganja di wilayah itu sangat mengharapkan bantuan tersebut, karena tidak mungkin mereka kembali menanam ganja karena melanggar hukum,” jelasnya.
Menurut camat, bagaimana bisa ganja di Aceh Besar dihilang kalau masyarakat tidak diberikan modal atau bantuan lainnya untuk meningkatkan taraf perekonomian mereka. “Kita khawatirkan mereka akan kembali naik gunung untuk menanam ganja, jika itu terjadi sangat disayangkan,” tegas camat.
Sebelumnya, Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar terkenal sebagai salah satu daerah penghasil ganja. Untuk itu, BNN Pusat akan mengubah kawasan tersebut menjadi wilayah unggulan kakao dan nilam melalui percepatan program pemberdayaan ekonomi dan peningkatan pendapatan bagi mantan petani ganja di wilayah Aceh Besar.
Program yang sedang digalakkan oleh BNN itu, merupakan tindak lanjut upaya P4GN BNN dalam pemberdayaan alternatif masyarakat petani penanam ganja di Aceh Besar untuk menerapkan pola hidup sehat dan tidak lagi menanam ganja.
Mantan petani ganja terus diberdayakan di Aceh Besar, hal itu dilakukan agar mereka tidak lagi menanam ganja sebagai penghasilannya,” kataDeputi Pemberdayaan Masyarakat BNN, Irjen Pol.Drs. V. Sambudiono, MM, di Aceh Besar 25 Februari lalu. [analisa]
EmoticonEmoticon