![]() |
Fahyudi, SH |
AcehXPress.com | Sebanyak 15 persen warga binaan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Kabupaten Aceh Besar merupakan para terpidana dan terdakwa kasus dugaan korupsi yang terjadi di sejumlah daerah Aceh.
Saat ini, rutan yang sempat porak-poranda akibat tsunami itu, dihuni dua warga binaan yang sangat terkenal di Aceh, yakni mantan Rektor Unsyiah Prof.Darni Daud yang dipidana 5 tahun dan mantan Sekdakab Aceh Tenggara, Marthin Desky.
“Kedua orang ini ditahan karena terlibat tindak pidana korupsi,” ungkap Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kajhu, Fahyudi,SH kepada wartawan di sela-sela acara halalbihalal Iduladha 1435 H yang dilaksanakan oleh para warga binaan.
Dikatakan, jumlah tahanan di Rutan Kelas II B Banda Aceh yang berlokasi di Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar saat ini mencapai 349 orang. Dari jumlah tersebut, 65 persen terlibat kasus narkoba, 15 persen tindak pidana korupsi, sedangkan selebihnya pelaku tindak pidana kriminal umum seperti pencurian dan penggelapan.
Saat ini jumlah tahanan di rutan yang memiliki 70 kamar itu sedikit berkurang karena setiap hari ada warga binaan yang bebas setelah habis masa tahanan atau diambil oleh pihak penyidik dan hakim.
Fahyudi yang didampingi Kepala Pengawasan Rutan (KPL), Ridwan Daud, SH mengungkapkan, saat ini jumlah penghuni Rutan Kajhu hanya 349 orang dari sebelumnya 500 orang lebih. Selain terpidana, di rutan ini juga terdapat tahanan titipan polisi, jaksa atau hakim (pengadilan).
Untuk tindak pidana umum didominasi kasus pencurian, perampasan, penggelapan, penodongan, narkoba, dan beberapa kasus lainnya. Namun, kasus narkoba yang paling banyak terjadi selama ini, hingga mancapai 65 persen.
Menurut Fahyudi, berdasarkan data rutan lainnya di Aceh, ternyata trennya rata-rata sama. Kasus narkoba, pencurian, dan penggelapan mendominasi. Mungkin itu motifnya faktor ekonomi, sehingga terjadilah aksi pencurian, penggelapan, penjambretan, dan penodongan. Bisa juga mereka melakukan itu karena butuh uang karena ketergantungan pada narkoba.
Prof.Darni Daud yang dikonfirmasi wartawan tentang kondisi Rutan Kajhu mengungkapkan, kegiatan yang dilakukan oleh pihak rutan merupakan bentuk pembinaan sekaligus pendidikan bagi warga binaan. Karena itu, ia menyambut baik upaya pihak rutan mengadakan acara halalbihalal.
Menurutnya, banyak hal yang ia dan kawan- kawan dapatkan di Rutan Kajhu ini. Pendidikan tidak hanya bisa didapat universitas formal semata, tapi di sini juga bisa. Sebab, di sini juga ada pembinaan yang dilakukan setiap hari oleh petugas.
“Kita setiap hari mengaji bersama, bahkan kami warga binaan setiap hari ada di pustaka untuk membaca,” ujar Darni sambil menambahkan, bentuk pendidikan dan prinsip kawan-kawan pendidikaan lah yang bisa merubah mareka dan dengan pendidikan pembangunan bisa ditegakkan.
Pembangunan yang dimaksudkan, lanjut Darni, bukan hanya diterjemahkan dalam tatanan wujud fisik, seperti indahnya gedung, mulusnya sarana dan sarana publik. Namun pembangunan harus diterjemahkan secara menyeluruh, termasuk terwujudnya pribadi individu yang baik.
“Jadi, paling tidak setelah keluar dari tahanan, para napi sudah ada bekal ilmu walaupun tidak sama persis seperti pendidikan formal yang didapat di luar,” ujar Darni. []
Analisa
“Jadi, paling tidak setelah keluar dari tahanan, para napi sudah ada bekal ilmu walaupun tidak sama persis seperti pendidikan formal yang didapat di luar,” ujar Darni. []
Analisa
EmoticonEmoticon