![]() |
Pejabat Pemkot Banda Aceh dan pejabat Kedutaan Besar Polandia menumbuk kopi membuka Festival Kopi 2013 di Taman Sari, Banda Aceh, Jumat (22/11/2014). ANT/Irwansyah Putra |
"Festival Kopi tahun ini berbeda dari sebelumnya. Kalau tahun lalu digelar di tempat terbuka, tahun ini digelar di tempat tertutup, yakni di Gedung Sosial, Banda Aceh," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banda Aceh, T Samsuar, di kantornya, Selasa (11/11/2014).
Menurut dia, Festival Kopi kali ini lebih difokuskan pada perayaan tradisi minum kopi, ketimbang pertunjukan perdagangan atau trade show. Sebab, Festival Kopi kali ini diikuti warung kopi seluruh Kota Banda Aceh.
"Banda Aceh bukanlah penghasil kopi. Tapi, di kota ini minum kopi sudah menjadi budaya. Hampir di setiap sudut kota ada warung kopi. Budaya minum kopi inilah yang ditonjolkan pada festival tersebut," kata T Samsuar.
Festival Kopi 2014 mengambil tema Celebration of Coffee Tradition. Sebanyak 40 anjungan pelaku usaha, baik saring maupun mesin, siap menjajakan kopi terbaik.
"Di samping itu, festival ini juga melibatkan petani kopi maupun produsen bubuk kopi. Ada juga komunitas peracik dan penikmat kopi. Segala berkaitan dengan kopi dihadirkan dalam festival ini," ungkap T Samsuar.
Dia menambahkan, tujuan digelarnya festival kopi untuk menarik kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. "Kami juga mengajak media massa membantu mempromosikan festival kopi agar wisatawan, baik dalam maupun luar negeri berbondong-bondong berkunjung ke Kota Banda Aceh," kata Samsuar. [Metrotvnews]
EmoticonEmoticon